Istilah dari subnetting ialah suatu metode untuk memperbanyak Network ID dari suatu ID yang telah anda miliki. Contoh kasus subnetting : Di dalam sebuah perusahaan memperoleh IP address network kelas C 192.16.10.1. Dengan IP tersebut maka akan didapatkan sebanyak 254 (256-2) alamat IP address yang dapat kita pasang pada komputer yang terkoneksi ke dalam jaringan.
Yang menjadi masalah adalah bagaimana mengelola jaringan dengan jumlah komputer lebih dari 254 tersebut. Pastinya kita tidak mungkin jika kita harus menempatkan komputer sebanyak itu dalam satu lokasi. Jika kita hanya menggunakan 25 komputer dalam satu kantor, maka ada 229 IP address yang tidak akan terpakai. Untuk mencari jumlah IP address yang tepat itu dan tidak membuang banyak IP address yang tidak terpakai tersebut, dengan cara membagi IP network menjadi beberapa network yang lebih kecil biasanya disebut dengan SUBNET
Cara menghitung subnet dalam suatu alamat IP address :
SUBNETTING
PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja.
Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS
192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti
kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan
sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4
hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host
dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti
itu:-
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
-
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
-
Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
-
Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
- Subnet192.168.1.0192.168.1.64192.168.1.128192.168.1.192Host Pertama192.168.1.1192.168.1.65192.168.1.129192.168.1.193Host Terakhir192.168.1.62192.168.1.126192.168.1.190192.168.1.254Broadcast192.168.1.63192.168.1.127192.168.1.191192.168.1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address
Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain,
dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan
untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba
menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask | Nilai CIDR |
255.255.255.128 | /25 |
255.255.255.192 | /26 |
255.255.255.224 | /27 |
255.255.255.240 | /28 |
255.255.255.248 | /29 |
255.255.255.252 | /30 |
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
|
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
-
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
-
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
-
Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
-
Alamat host dan broadcast yang valid?
- Subnet172.16.0.0172.16.64.0172.16.128.0172.16.192.0Host Pertama172.16.0.1172.16.64.1172.16.128.1172.16.192.1Host Terakhir172.16.63.254172.16.127.254172.16.191.254172.16.255.254Broadcast172.16.63.255172.16.127.255172.16.191.255172.16..255.255
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
-
Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
-
Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
-
Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
-
Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
|
172.16.0.0 | 172.16.0.128 | 172.16.1.0 | … | 172.16.255.128 |
Host Pertama | 172.16.0.1 | 172.16.0.129 | 172.16.1.1 | … | 172.16.255.129 |
Host Terakhir | 172.16.0.126 | 172.16.0.254 | 172.16.1.126 | … | 172.16.255.254 |
Broadcast | 172.16.0.127 | 172.16.0.255 | 172.16.1.127 | … | 172.16.255.255 |
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
-
Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
-
Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
-
Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
-
Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
|
10.0.0.0 | 10.1.0.0 | … | 10.254.0.0 | 10.255.0.0 |
Host Pertama | 10.0.0.1 | 10.1.0.1 | … | 10.254.0.1 | 10.255.0.1 |
Host Terakhir | 10.0.255.254 | 10.1.255.254 | … | 10.254.255.254 | 10.255.255.254 |
Broadcast | 10.0.255.255 | 10.1.255.255 | … | 10.254.255.255 | 10.255.255.255 |
Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf
terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan
baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini
pelan-pelan dari atas Untuk teknik menghitung subnet yang lebih efisien dan cepat, tunggu artikel berikutnya.. ;)
Catatan: Semua penghitungan
subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP
Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd
Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP
Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak
memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa
mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin
dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda
masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x –
2
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon